Senin, 26 Januari 2009

Belajar sepanjang hayat (2)

selasa, 27 Januari 2009

Aduh bener ya susah sekali belajar di usia menjelang senja seperti aku ini. Ya, kalo kata orang Bandung sih otak emak-emak seperti aku udah dalam tahapan hese inget gancang poho yang terjemahan bebasnya sih lemot alias lemah otak.

Baru tadi malam aku seneng banget bisa bikin blog sampai-sampai udah hampir tengah malam juga aku belum tidur saking senengnya ngutak-ngatik 'mainan' baru. Eh, paginya begitu aku mau coba bikin tulisan lagi, semua proses yang telah aku lakukan tadi malam itu ga ada satu pun yang bisa aku praktikan lagi, padahal semua tahapan yang aku catat sudah aku ikuti tapi tanpa hasil.

Sampai siang aku ga mau menyerah dulu, aku mau belajar sendiri tanpa minta bantuan sama anak-anakku. Tapi, akhirnya aku harus menyerah juga. Aku tetap harus teriak lagi minta bantuan mereka.

Yah, ternyata mau tidak mau aku sekarang sudah jadi anggota PDI yang bukan partai politik itu tapi kependekan dari Penurunan Daya Ingat alias Pikun.

Sedih? Ow, tentu saja aku sedih tapi aku tak mau menyerah pada kondisi itu. Masih banyak yang perlu aku syukuri dibandingkan menangisi kondisiku yang seperti itu. Aku harus bersyukur, saat Allah memberikan ujian kepadaku dengan penyakit, aku 'hanya' diberi sakit STROKE RINGAN. Aku harus bersyukur sakit stroke itu hanya menyebabkanku jadi anggota PDI tidak melumpuhkan otakku atau anggota badanku yang lain. Dan yang paling aku syukuri adalah aku masih diberi kesempatan hidup oleh-Nya sehingga aku masih bisa menemani anak-anakku tumbuh, berkembang, dan mandiri suatu hari nanti.

Sebagai salah satu tanda rasa syukurku pada-Nya itulah aku memacu diriku untuk terus belajar, belajar, dan belajar apa saja, kepada siapa saja.

Belajar apa saja kujadikan sebagai terapi untuk menjaga agar aku tidak kehilangan semua daya ingatku. Aku sudah merasakan dampak dari diambilnya kembali oleh yang punya itu, walau hanya sedikit dari yang diberikan-Nya untukku. Dengan demikian aku tidak boleh menyia-nyiakan yang masih disisakan banyak oleh-Nya.

Maka kepada siapa saja yang membaca tulisanku ini kuharapkan jangan bosan memberitahuku apa yang aku ga tahu, ya karena dengan demikian Anda semua telah ikut membantuku untuk sembuh. Untuk kembali normal mungkin tidak, tapi paling tidak yang tersisa di diri aku sekarang masih bisa bermanfaat bagi diriku sendiri dan semoga juga bagi orang lain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar