Senin, 08 Juni 2009

Hal yang membahagiakan

Tak kunyana, dan aku merasa takjub sendiri dengan apa yang aku rasakan dalam beberapa hari belakangan ini. Bagaimana aku tak merasa takjub, ternyata hal-hal yang membuatku merasa bahagia, bukannya tumpukan uang, limpahan materi, ataupun tingginya jabatan; melainkan hal-hal yang bagi orang lain- pemuja materi- mungkin dianggap tidak begitu berarti malah mungkin dianggap sepele. Tapi bagiku ternyata mengetahui bahwa aku dicintai, bahwa keberadaanku dibutuhkan, dan aku dikelilingi orang-orang yang mencintaiku, itulah yang membuatku bahagia, terharu, dan tak henti-hentinya mengucap syukur dan tak ingin kehilangan moment-moment itu.
Kutatap satu per satu "anakku" yang hampir tiap hari bergantian berdatangan merajut kembali silaturahmi yang sempat terputus beberapa waktu. Mereka datang dengan berbagai tingkah dan celoteh yang tak beda dengan mereka bertahun yang lalu; seakan aku dan mereka tak terhalang jarak, waktu, ataupun kedudukan. Kami larut dalam bahasa yang sama, kerinduan!

Jumat, 03 April 2009

Rabu, 11 Maret 2009

Kabut

Hari ini aku jadi teringat lagunya Abah Iwan Abdurrahman "Sejuta Kabut" karena ketika pagi kubuka pintu dan jendela, di luar yang kulihat cuma putihnya kabut di mana-mana, udara pun teramat dingin lebih dari biasanya, bahkan matahari sepertinya malas bangun. Wow, aku benar-benar takjub akan kuasa Tuhan hari ini yang menghadirkan kembali fenomena-fenomena alam yang sebenarnya bagian dari hari-hari yang biasa kunikmati di kotaku tercinta ini, tapi........di masa lalu, di masa kecilku!
Ya, hari ini kunikmati Bandungku yang dulu, walau hanya sesaat. Terima kasih Tuhan atas pemberianmu hari ini hingga aku bisa kembali menikmati sebagian kecil karya-Mu di jagat fana ini.

Rabu, 18 Februari 2009

SURAT DARI IBU

Karya Asrul Sani


Pergi ke dunia luas,anakku sayang
pergi ke hidup bebas!
Selama angin masih angin buritan
dan matahari pagi menyinar daun-daunan
dalam rimba dan padang hijau


Pergi ke laut lepas, anakku sayang
pergi ke alam bebas!
Selama hari belum petandan warna senja belum kemerah-merahan
menutup pintu waktu lampaumu


Jika bayang telah pudar
dan elang laut pulang ke sarang
angin bertiup ke buana
tiang-tiang akan kering sendiri
dan nakhoda sudah tahu pedoman
boleh engkau datang padaku!


Kembali pulang, anakku sayang
kembali ke balik malam!
Jika kapalmu telah rapat ke tepi
kita akan bercerita
"Tentang cerita hidupmu pagi hari".

PUISI FAVORIT

Sejak aku sekolah dulu puisi karya Bapak Asrul Sani yang berjudul "Surat dari Ibu" termasuk salah satu puisi favoritku. Kubaca berulang-ulang puisi tersebut setiap kali aku merasa 'sendirian' dan butuh motivasi dari seseorang untuk menemani langkah-langkahku dalam menapaki jalan kehidupan.
Bertahun kemudian, kutemukan lagi bait-bait puisi itu dalam lembaran buku pelajaran anakku.Ketika kubaca kembali larik demi larik puisi tersebut, aku merasakan 'feel' yang sama dengan yang kurasakan bertahun lalu.Sebuah tambahan 'energi' yang membuatku ringan dalam melangkah menapaki liku-liku jalan kehidupan karena aku yakin pada saat aku 'lelah', pada saat aku terpuruk, pada saat aku tak berdaya ada seseorang yang selalu bersedia menjadi tempatku bersandar, ada seseorang yang selalu bersedia memberi ruang dalam jiwanya untuk mereguk keteduhan, yang selalu bersedia merengkuhku dalam damai peluknya. Dialah ibu, yang dalam hatinya hanya berisi cinta dan memberi yang tak harap kembali.
Cinta : sebuah karya dari khalil gibran
kenapa kita menutup mata ketika kita tidur?
ketika kita menangis?
ketika kita membayangkan?
itu karena hal terindah di dunia tdk terlihat
ketika kita menemukan seseorang yang
keunikannya sejalan dengan kita, kita bergabung
dengannya dan jatuh ke dalam suatu keanehan
serupa yang dinamakan cinta.
Ada hal2 yang tidak ingin kita lepaskan,
seseorang yang tidak ingin kita tinggalkan,
tapi melepaskan bukan akhir dari dunia,
melainkan suatu awal kehidupan baru,
kebahagiaan ada untuk mereka yang tersakiti,
mereka yang telah dan tengah mencari dan
mereka yang telah mencoba.
karena merekalah yang bisa menghargai betapa
pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan
mereka.
Cinta yang sebenarnya adalah ketika kamu
menitikan air mata dan masih peduli terhadapnya,
adalah ketika dia tidak memperdulikanmu dan
kamu masih menunggunya dengan setia.
Adalah ketika di mulai mencintai orang lain dan
kamu masih bisa tersenyum dan berkata
” aku turut berbahagia untukmu ”
Apabila cinta tidak bertemu bebaskan dirimu,
biarkan hatimu kembalike alam bebas lagi.
kau mungkin menyadari, bahwa kamu menemukan
cinta dan kehilangannya, tapi ketika cinta itu mati
kamu tidak perlu mati bersama cinta itu.
Orang yang bahagia bukanlah mereka yang selalu
mendapatkan keinginannya, melainkan mereka
yang tetap bangkit ketika mereka jatuh, entah
bagaimana dalam perjalanan kehidupan.
kamu belajar lebih banyak tentang dirimu sendiri
dan menyadari bahwa penyesalan tidak
seharusnya ada, cintamu akan tetap di hatinya
sebagai penghargaan abadi atas pilihan2 hidup
yang telah kau buat.
Teman sejati, mengerti ketika kamu berkata ” aku
lupa ….”
menunggu selamanya ketika kamu berkata ”
tunggu sebentar ”
tetap tinggal ketika kamu berkata ” tinggalkan aku
sendiri ”
mebuka pintu meski kamu belum mengetuk dan
belum berkata ” bolehkah saya masuk ? ”
mencintai juga bukanlah bagaimana kamu
melupakan dia bila ia berbuat kesalahan,
melainkan bagaimana kamu memaafkan.
Bukanlah bagaimana kamu mendengarkan,
melainkan bagaimana kamu mengerti.
bukanlah apa yang kamu lihat, melainkan apa
yang kamu rasa,
bukanlah bagaimana kamu melepaskan melainkan
bagaimana kamu bertahan.
Mungkin akan tiba saatnya di mana kamu harus
berhenti mencintai seseorang, bukan karena orang
itu berhenti mencintai kita melainkan karena kita
menyadari bahwa orang iu akan lebih berbahagia
apabila kita melepaskannya.
kadangkala, orang yang paling mencintaimu adalah
orang yang tak pernah menyatakan cinta
kepadamu, karena takut kau berpaling dan
memberi jarak, dan bila suatu saat pergi, kau akan
menyadari bahwa dia adalah cinta yang tak kau
sadari

Selasa, 17 Februari 2009

salahkah cinta

kalau cinta itu sebuah kesetiaan

salahkah aku jika hati ini mendua

kalau cinta itu sebuah keyakinan

salahkah aku jika dipenuhi keraguan

kalau cinta itu sebuah anugerah

salahkah aku jika merasa tersiksa

kalau cinta itu terhormat

salahkah aku yang mengikuti syahwat

kalau cinta itu ada

salahkah aku jika mencinta


Catatan pribadi: wuih, aku merasa senang sekali bisa menikmati puisi karya orang lain, setelah sekian lama aku 'jauh'dari dunia perpuisian. Aku merasa tergugah untuk kembali 'belajar' dari banyak karya orang lain, seperti puisi di atas ini.